Banyak sekali wanita di Indonesia yang
masih awam dan belum paham tentang penyebab kanker leher rahim atau yang
juga sering disebut sebagai kanker serviks. Padahal, kanker jenis ini
adalah kanker yang sangat mematikan dan bisa diderita oleh wanita
manapun.
Kanker Leher Rahim. Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan wanita
berisiko tinggi terkena kanker leher rahim, antara lain yang mempunyai
banyak anak (multipara). Perlu diketahui, setiap proses kehamilan,
persalinan dan nifas, merupakan yang menyebabkan perubahan-perubahan
pada tubuh wanita, seperti perubahan hormon, perubahan sel-sel leher
rahim, kerusakan jalan lahir.
Perubahan-perubahan yang demikian ini bila sering terjadi mempermudah
sel-sel leher rahim kemasukkan virus HPV menjadi ganas. Resiko tinggi
juga bisa terjadi pada wanita yang memiliki suami suka “jajan”, suami
yang demikian berisiko membawa virus dan akan menularkan pada istrinya.
Wanita yang sering ganti-ganti pasangan juga bisa tertular virus
sehingga beresiko tinggi pula terkena kanker leher rahim.
Kanker leher rahim di bagi menjadi beberapa stadium, yakni prakanker,
stadium I, stadium II, stadium III dan stadium IV. Pada stadium
prakanker, tidak ditemukan adanya gejala. Pada stadium ini, meski pasien
sudah membawa bibit-bibit kanker, tapi pasien merasa sehat, tidak ada
keluhan. Baru pada stadium I-IV, kanker leher rahim ditandai oleh adanya
pendarahan setelah bersenggama, pendarahan diluar haid, adanya
keputihan di luar kebiasaan.
Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terkena kanker leher
rahim? Gejala seorang wanita terkena kanker leher rahim memang tidak
mudah diamati dan tidak terlihat. Cara yang paling mudah memang
menggunakan pemeriksaan sitoslogi leher rahim.
Ada Berbagai cara mendeteksi kanker leher rahim yaitu:
PAP SMEAR
Pap Smear yakni pemeriksaan dengan cara mengambil contoh sel dalam leher
rahim, kemudian dianalisa untuk menilai adanya perubahan terhadap
sel-sel tersebut, jika pada pemeriksaan ini ditemukan sel kanker ato sel
prakanker,maka bisa dilakukan pengobatan secara dini agar tidak
berkembang lebih jauh, pemeriksaan ini sangat akurat.
Di negara maju yang telah menjalankan program skrining dengan cara
ini, angka kematian karena kanker leher rahim turun dratis sampai
50-60%. Wanita yang pernah berhubungan seksual sebaiknya melakukan
pemeriksaan pap smear minimal sekali seumur hidup. Idealnya dilakukan
setiap tahun bagi wanita usia muda, dibawah 40 tahun, kemudian 2-3 tahun
sekalisaat berusia 40-70 tahun.
IVA
IVA yakni Inspeksi Visual Asam Asetat, alternatif pemeriksaan kanker
leher rahim yang relatif murah,mudah dan sederhana tetapi tetap memiliki
akurasi diagnosis yang cukup tinggi. Metode IVA menggunakan cairan asam
asetat 3-5% yang diusapkan pada leher rahim sebelum dilakukan
pemerisaan dalam.
Sekitar satu menit jika tidak ada perubahan warna atau tidak muncul
plak putih, maka hasil dinyatakan negatif, sebaliknya jika terjadi plak
putih dan warna menjadi merah maka dinyatakan positif adanya
prakanker,sehingga dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Yang perlu diperhatikan supaya hasil akurat adalah:
1. Sebaiknya datang diluar mensturasi.
2. Tidak diperbolehkan menggunakan bahan-bahan anti septik pada vagina sebelum tindakan dilakukan.
3. Penderita pascabersalin, pascaoperasi rahim, pascaradiasi sebaiknya datang 6-8 minggu kemudian.
4. Penderita yang mendapatkan pengobatan lokal di daerah vagina sebaiknya di hentikan seminggu sebelum pemeriksaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar