Halaman

Kamis, 05 September 2013

HORMON-HORMON YANG BERPERAN DALAM GAMETOGENESIS DAN FUNGSI REPRODUKTIF


          Gametogenesis: proses perkembangan germ cell (sel benih) menjadi gamet.  Gamet pada laki-laki adalah spermatozoa dan gamet pada perempuan adalah ovum.  Gametogenesis ada 2 macam: spermatogenesis dan oogenesis

Spermatogenesis: proses perkembangan dari spermatogonium menjadi spermatozoa

Oogenesis: proses perkembangan dari oogonium menjadi ovum

*Hormon untuk spermatogenesis & fungsi reproduktif ♂:

Gonadotrophine releasing hormone (GnRH)

Luteinizing hormone (LH)

Follicle stimulating hormone (FSH)

Testosteron

Inhibin



*Hormon untuk oogenesis dan fungsi reproduktif ♀:

Gonadotrophine releasing hormone (GnRH)

Luteinizing hormone (LH)

Follicle stimulating hormone (FSH)

Inhibin

Estrogen

Progesteron

Spermatogenesis terjadi atas kendali poros hipotalamus-hipofisis-gonad/testis.  Hipotalamus merupakan pusat integratif poros reproduktif, yang menerima pesan dari sistem saraf pusat dan testis untuk mengatur produksi dan sekresi GnRH.  Hipotalamus membebaskan GnRH secara berkala, yang berfungsi untuk memacu pembebasan FSH dan LH oleh hipofisis anterior secara berkala, sesuai dengan stimulasi GnRH yang juga berkala.  LH dan FSH masing-masing terikat pada receptor spesifiknya, LH terikat pada sel Leydig, dan FSH terikat pada sel Sertoli testis.        

       Atas rangsangan LH, sel Leydig memproduksi testosteron dengan pola tertentu secara berkala.  Kadar testosteron tertinggi pada pagi buta, kemudian dilanjutkan dengan kadar biasa sampai siang hari atau menjelang sore. 

Fungsi testosteron adalah:

1.  merangsang inisiasi spermatogenesis dan menjaga kelangsungan terjadinya spermatogenesis.

2.  mengatur sekresi hormon gonadotropin.

3.  merangsang perkembangan sistem genital interna dan externa pria pada saat perkembangan fetus.

4.  Merangsang pematangan atau maturasi seksual pada masa pubertas.

Atas  rangsangan FSH sel Sertoli merangsang perkembangan spermatogonium menjadi sperma.  Sel Sertoli juga menghasilkan inhibin untuk mengendalikan sekresi FSH melalui mekanisme.  

Oogenesis terjadi atas kendali poros hipotalamus-hipofisis-gonad/ovarium.  Pembebasan hormon steroid, seperti hormon pada umumnya, diatur oleh hormon lain, yaitu hormon-hormon yang dihasilkan oleh dua buah organ utama, yaitu hipotalamus dan hipofisis anterior.

Hipotalamus merupakan pusat integratif poros reproduktif, yang menerima pesan dari sistem saraf pusat dan ovarium untuk mengatur produksi dan sekresi GnRH.  Hipotalamus, atas pengaruh   bagian otak yang disebut TIMERS (pengatur waktu), menghasilkan faktor pembebas hormon GnRH. Hipotalamus membebaskan GnRH secara berkala, melalui sirkulasi darah menuju ke organ target, yaitu hipofisis anterior.  Pembebasan GnRH rata-rata satu bulan satu kali, yang berfungsi untuk memacu pembebasan FSH dan LH oleh hipofisis anterior.  Pembebasan FSH dan LH juga secara berkala, sesuai dengan stimulasi GnRH yang juga berkala.  FSH dan LH melaui sirkulasi darah menuju ke organ target, yaitu ovarium, untuk merangsang perkembangan oogonium menjadi ovum. 

Fungsi hormon pada oogenesis ini dapat dijelaskan dalam siklus menstruasi.

FSH dari hipifisis anterior disekresikan ke sirkulasi darah.  Folikel primer yang berupa oogonium yang terbungkus oleh selapis kantung folikel mengikat FSH dalam sirkulasi darah.  Kantung folikel disusun oleh sel-sel folikel.  FSH yang sudah terikat folikel primer tersebut merangsang folikel primer untuk berkembang menjadi folikel sekunder dan folikel tersier.  Folikel sekunder sekarang terdiri atas oosit primer dan dibungkus oleh dua lapis kantung sel-sel folikel, dan folikel tersier terdiri atas oosit primer dan dibungkus oleh tiga lapis kantung sel-sel folikel atau lebih.  Folikel tersier mulai membentuk ruangan ditengah, dan ruangan itu disebut antrum.  Antrum kemudian terisi oleh cairan yang dihasilkan oleh sel-sel folikel, cairan itu disebut liquor filikuli.  LH yang disekresikan ke sirkulasi darah oleh hipofisis anterior diikat juga oleh folikel tersier. 
       Atas rangsangan FSH dan juga LH tersebut folikel tersier berkembang menjadi folikel yang matang, disebut sebagai folikel Graaf. Folikel dalam perkembangan menghasilkan hormone estrogen.  Fungsi estrogen adalah mengembangkan pertumbuhan pembuluh darah dinding endometrium rahim (uterus), dan perkembangan pembuluh darah ini dapat memperdarahi endometrium dengan baik, memberikan makanan dengan baik, sehingga endometrium menjadi menebal.  Hal ini untuk mempersiapkan persarangan/nidasi embrio, bila nanti terjadi pembuahan sel telur di dalam saluran telur oleh sperma. 
          Folikel Graaf atas rangsangan LH kemudian mengalami ovulasi.  Ovulasi adalah proses keluarnya telur dari indung telur (ovarium) menuju saluran telur (oviduk).  Saat ovulasi yang keluar dari folikel Graaf anĂ­llala telur dan korona radiata.  Cangkang/ pembungkus tetap tertinggal di dalam ovarium.  Cangkang yang tertinggal tadi disebut korpus rubrum.  Korpus rubrum hanya sexta, kemudian berkembang menjadi korpus luteum.  Korpus luteum terdiri atas sel-sel lutein yang dapat menghasilkan pigmen kuning.  Korpus luteum (badan kuning), yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, yang dapat mengembangkan pembuluh darah lebih baik lagi di dalam endometrium, sehingga, endometrium menjadi lebih tabal lagi, sehingga Siap menerima embrio untuk bernidasi di dalamnya.  
Bila tidak terjadi pembuahan maka korpus luteum mengalami kemunduran, sel-sel lutein digantikan dengan jaringan parut berwarna putih, sehingga badan ini sekarang disebut korpus albikan (putih).  Estrogen dan progesteron tidak dihasilkan lagi, sehingga pembuluh darah di endometrium tidak berkembang lagi, makanan kurang, sehingga endometrium luruh, terjadi pendarahan, itulah yang disebut sebagai menstruasi.  Pada saat terjadi perkembangan folikel di dalam ovarium, di dalam endometrium mengalami fase proliferasi, sel-selnya memperbanyak diri, dan sat terjadi perkembangan korpus luteum di dalam endometrium mengalami fase sekresi, dan pada saat menstruasi di dalam endometrium mengalami fase menstruasi.   
Hari di mana mulai terjadi pendarahan disebut sebagai hari pertama siklus menstruasi.  Setelah menstruasi di dalam ovarium mulai lagi perkembangan folikel, dan seterusnya, dan di dalam endometrium berlangsung fase proliferasi dan seterusnya, Kedua proses sejalan, dan begitulah siklus menstruasi berulang. Di sini terdapat proses timbal balik pada poros hipotalamus-hipofisis-gonad.  FSH dan LH dari hipofisis dapat memberikan signal kontrol ke hipotalamus, demikian juga estrogen dan progesteron dapat mengontrol juga verja hipofisis dan hipotalamus, sehingga proses gametogenesis dapat berjalan normal.                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar