1. Anda memakai pakaian olahraga yang basah karena keringat seharian
Setelah mengikuti kelas aerobik, Anda
tidak langsung mandi, dan malah ngobrol berjam-jam sampai akhirnya baju
Anda mengering. Hal itu mungkin terasa nyaman, tetapi sebenarnya tidak
sehat. “Bakteri dan jamur itu suka keringat. Jadi semakin lama Anda
mengenakan pakaian olahraga, meskipun sudah kering, semakin tinggi
risiko infeksi saluran kemih (ISK) yang dipicu oleh bakteri atau jamur,”
kata Dr Jill Maura Rabin, MD, kepala departemen uroginekologi di Long
Island Jewish Medical Center, New York. Keringat yang bercampur kotoran
dapat menyumbat pori-pori, sehingga menyebabkan folliculitis (foliket
rambut yang terinfeksi) pada area vagina.
Bila Anda tidak bisa langsung mandi usai
berolahraga, kenakan celana dalam dan pakaian olahraga berbahan katun.
“Katun bisa menyerap keringat dari tubuh Anda, dan membantu kulit
mengering dengan cepat,” ujar Dr Sandy Tsao, MD, instruktur klinis
dermatologi di Harvard Medical School. Cara lain untuk mencegah
keringat, pakai panty liner saat berolahraga. Panty liner bisa menyerap
keringat, dan bisa segera dilepaskan ketika Anda selesai berlatih.
2. Anda menebak-nebak penyebab infeksi vagina yang terjadi
Anda mungkin pernah mengalami infeksi jamur dan ISK di masa lalu, jadi ketika Anda mengenali gejala yang terjadi lagi sekarang, Anda tidak berobat ke dokter kandungan. Anda tidak mungkin membuat diagnosa sendiri tanpa dasar ilmiah, dan Anda tidak tahu obat apa yang akan diresepkan dokter untuk mengaasi infeksi semacam itu.
Anda mungkin pernah mengalami infeksi jamur dan ISK di masa lalu, jadi ketika Anda mengenali gejala yang terjadi lagi sekarang, Anda tidak berobat ke dokter kandungan. Anda tidak mungkin membuat diagnosa sendiri tanpa dasar ilmiah, dan Anda tidak tahu obat apa yang akan diresepkan dokter untuk mengaasi infeksi semacam itu.
“Rasa gatal yang Anda pikir disebabkan
oleh jamur bisa jadi merupakan gejala herpes atau alergi pada kulit,”
ungkap Dr McGee. “Sedangkan rasa panas waktu buang air kecil yang Anda
kira gejala ISK kemungkinan dipicu oleh bakteri chlamydia atau penyakit
menular seksual lainnya.” Pada saat Anda membuang-buang waktu dengan
obat-obatan yang Anda perkirakan sendiri, infeksi yang sesungguhnya
bertambah parah.
3. Anda sering menahan pipis
Memang paling kesal kalau lagi beser. Rasanya baru sejam yang lalu Anda ke toilet, dan kini tengah berkonsentrasi dengan pekerjaan yang menumpuk, eh… sudah pingin buang air kecil lagi. Dalam situasi seperti ini, rasa ingin buang air kecil memang mengganggu, karena bisa berhenti dari aktivitas untuk sesaat sudah cukup mengganggu konsentrasi Anda. Namun, menahan buang air kecil bukan cuma bisa bikin Anda ngompol, tetapi juga meningkatkan risiko ISK.
Memang paling kesal kalau lagi beser. Rasanya baru sejam yang lalu Anda ke toilet, dan kini tengah berkonsentrasi dengan pekerjaan yang menumpuk, eh… sudah pingin buang air kecil lagi. Dalam situasi seperti ini, rasa ingin buang air kecil memang mengganggu, karena bisa berhenti dari aktivitas untuk sesaat sudah cukup mengganggu konsentrasi Anda. Namun, menahan buang air kecil bukan cuma bisa bikin Anda ngompol, tetapi juga meningkatkan risiko ISK.
“Pergi ke kamar mandi bisa membersihkan
kantong kemih yang penuh bakteri yang berkembang-biak di urin,” jelas
Suzanne Merrill-Nach, seorang dokter kandungan dan kebidanan di San
Diego. “Mengabaikan dorongan buang air kecil ini bisa memberikan bakteri
lebih banyak waktu untuk bereproduksi, yang dapat memicu infeksi.”
Menahan buang air kecil juga tidak boleh dilakukan sebelum berhubungan
seks. Ketika kantong kemih kita penuh, saluran kencing lebih terbuka,
dan mudah terserang bakteri dari vagina atau penis pasangan. Ketika
bakteri masuk, saat itulah terjadi ISK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar